Biologi sel dan Molekuler: Pengaruh Ekstrak Daun Jambu pada Mencit



Pengaruh Ekstrak Daun Jambu pada Mencit


Dari penelitian yang dilakukan sebelumnya, dari hasil uji ekstrak yang diketahui, daun rosela memiliki kandungan vitamin C dan zat besi yang cukup tinggi dan senyawa lainnya seperti, kalori, air, protein, betakaroten, fosfor, kalsium, tiamin, riboflavin, lemak, dan karbohidrat (Sembiring, 2012: 63).

Hasil analisa statistik pada perlakuan dan kontrol menunjukkan adanya perbedaan yang nyata (p<0,05) terhadap peningkatan kadar hemoglobin (Hb) darah mencit. Peningkatan kadar hemogobin seiring dengan peningkatan konsentrasi ekstrak pada kelompok perlakuan. Berdasarkan rata-rata dan uji analisis tersebut, ekstrak segar daun rosela dapat meningkatkan kadar hemoglobin mencit. Hal ini karena adanya kandungan senyawa-senyawa yang terdapat pada daun rosela mampu meningkatkan kadar hemoglobin darah mencit. Zat besi (Fe) berperan dalam pembentukan dan pematangan sel darah merah yang dalam proses tersebut vitamin C berfungsi sebagai pemicu zat besi tersebut. Sehingga zat besi dan vitamin C saling berhubungan dalam pembentukan dan pematangan sel darah merah (Sembiring, 2012: 64).

Selain Fe, vitamin C, tiamin, riboflavin yang terdapat dalam kandungan daun rosela yang berfungsi dalam pembentukan dan pematangan sel darah merah. Senyawa lain yang terkandung dalam daun rosela tersebut yaitu protein. Protein dalam tubuh berperan sebagai pembentuk eritrosit. Zat besi akan berasosiasi dengan molekul protein yang membentuk ferritin dan dalam keadaan transpor akan membentuk tansferrin yang berfungsi mengangkut besi yang akan digunakan pada proses hematopoiesis atau pembentukan butir-butir darah (Andanna & Sri Sumarni, 2006).

Jadi dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 

  • Ekstrak segar daun rosela dapat meningkatkan jumlah sel darah merah mencit jantan anemia seiring peningkatan konsentrasi ekstrak (P<0.05). .
  • Ekstrak segar daun rosela dapat meningkatkan kadar hemoglobin darah mencit jantan anemia (P<0.05) (Sembiring, 2012: 64).


Pengaruh daun bayam yang berperan dalam meningkatkan jumlah eritrosit ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Hidayati (1992:45). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa bayam dapat meningkatkan jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin. Pengaruh tersebut diduga karena adanya peran zat besi dan kadar klorofil yang terkandung di dalam daun bayam. Amaranthus gangeticus L. memiliki kadar zat besi yang paling tinggi.

Selanjutnya, molekul porfirin pada klorofil memiliki persamaan dengan hemoglobin, sehingga adanya korelasi positif zat besi dan klorofil dengan jumlah eritrosit diduga karena ekstrak bayam yang diberikan kepada tikus putih akan menyumbangkan mineral besi dan porfirin ke dalam tubuhnya untuk proses sintesis hemoglobin. Hasil penelitian tentang kadar klorofil dan kadar zat besi (Fe) pada beberapa jenis bayam terhadap jumlah eritrosit tikus putih (Rattus norvegicus) anemia menunjukkan pengaruh yang nyata (Hidayat, 1992).

Rebusan daun jambu biji diminum untuk mengatasi anemia dalam tradisi orang Afrika,. Penelitian di University of Calabar membuktikan bahwa pengaruhnya terhadap peningkatan hemoglobin cukup signifikan dan tidak menimbulkan efek samping pada ginjal.  Jenis sayuran yang lebih banyak dikonsumsi responden adalah bayam, kangkung, daun singkong dan daun melinjo. Sayuran tersebut mempunyai kandungan zat gizi yang cukup tinggi namun tidak dikonsumsi sesuai kecukupan nilai gizinya. Asam folat terdapat pada hampir setiap sayuran yang berdaun hijau segar, jeruk, kentang dan serealia. Dalam penelitian ini, pola konsumsi responden sudah sesuai dan hal ini dapat dilihat dari frekuensi sayuran yang sering mereka konsumsi yaitu bayam, daun singkong, kangkung, sawi dan kentang. Tetapi kandungan asam folat yang ada di dalamnya akan terbuang sia-sia jika pengolahan yang tidak tepat seperti memasak sayuran tersebut sampai mendidih dan berwarna kecoklatan (Asmika, 2010:6)

Interaksi antara vitamin C dengan zat besi merupakan contoh interaksi yang menguntungkan, karena vitamin C dapat meningkatkan kelarutan zat besi sehingga akan lebih mudah diserap oleh tubuh. Pada penelitian ini tingkat konsumsi vitamin C responden sudah cukup baik namun untuk tingkat konsumsi Fe responden yang masih rendah sehingga hal tersebut tidak dapat membantu dalam meningkatkan kadar Hb (Asmika. 2010:6).

0 comments: