Peran Fe dan Vitamin C dalam Pembentukan Eritrosit dan Kadar Hemoglobin (Hb) | Biologi sel dan Molekuler

23 Oktober 2013

Peran Fe dan Vitamin C dalam Pembentukan Eritrosit dan Kadar Hemoglobin (Hb)


Kebutuhan akan besi meningkat selama masa pertumbuhan. Jika tidak terdapat cukup besi untuk memenuhi kebutuhan tubuh, maka jumlah hemoglobin dalam sel darah merah berkurang dan volume sel darah merah (eritrosit) juga menurun. Hal ini disebabkan hemoglobin untuk mengisi sel berkurang. Keadaan seperti ini, dikenal sebagai anemia (kurang darah) defisiensi besi (Siregar dan Adelina, 2009).

Zat besi merupakan komponen yang sangat penting dari hemoglobin. Hemoglobin merupakan alat transportasi bagi oksigen. Oksigen yang diisap oleh paru-paru akan bersenyawa dengan hemoglobin menjadi HbO2 yang kemudian disalurkan oleh darah ke seluruh tubuh, dimana oksigen dilepaskan ke jaringanjaringan yang memerlukan (Minarno dan Hariani, 2008).

Zat besi berfungsi juga dalam proses oksidasi reduksi dalam sel yang berhubungan dengan pembentukan energi. Dalam hal ini, zat besi merupakan kofaktor dari beberapa enzim yang terlibat dalam metabolisme energi (Minarno dan Hariani, 2008). Pada proses pematangan sel eritrosit, sumsum tulang belakang memerlukan banyak prekursor lain untuk terjadinya eritropoiesis yang efektif. Prekursor tersebut meliputi zat besi (Fe), vitamin C, vitamin E, vitamin B12, tiamin, riboflavin dan oksigen (O2) yang dibutuhkan oleh hormon eritropoietin (Hoffbrand, 2005). 

Absorpsi besi dalam bentuk non hem meningkat empat kali lipat bila ada vitamin C. Vitamin C berperan dalam memindahkan besi dari transferin di dalam plasma ke feritin hati atau vitamin C berperan dalam mobilisasi simpanan zat besi (Fe). Selain itu, vitamin C mempunyai peran dalam pembentukan hemoglobin dalam darah, dimana vitamin C membantu penyerapan zat besi sehingga dapat digunakan pada proses pembantukan sel darah merah kembali (Siregar dan Adelina, 2009).

Vitamin C dengan zat besi membentuk senyawa askorbat besi kompleks yang larut dan mudah diabsorbsi. Oleh karena itu, sayuran –sayuran segar dan buah-buahan yang mengandung vitamin C baik dimakan untuk mencegah anemia kurang besi (Rasmaliah, 2004).


0 komentar: